Yoga dan Realita Kehidupan
Sunday, March 15, 2015
Sunday, February 22, 2015
Yoga dan Realita Kehidupan: Surya Namaskara
Yoga dan Realita Kehidupan: Surya Namaskara: Oleh: Edi Ariawan, S.Ag. M.Pd. H (Yoga Edi) Surya Namaskara (Satyananda, 2002 : 57) terdiri dari 12 sikap badan yang dapat ...
Monday, December 1, 2014
New Majestic Hotel Singapore
New Majestic Hotel Singapore: New Majestic Hotel located in Singapore, Chinatown, close to Singapore General Hospital, Chinatown Heritage. New Majestic Hotel features an outdoor pool. Other amenities include complimentary wireless Internet access and limo/town car service. Every room has unique interior design, make your stay unforgettable.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LGnUP
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LGnUP
Kodja Inn Bali
Kodja Inn Bali: Kodja Beach Inn located in Kuta, Bali, 300 meters away from Kuta Beach, take 15 minute drive from Ngurah Rai International Airport and close to shopping area. Affordable price for a budget traveler and for a short holiday.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LGnTs
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LGnTs
Tuesday, June 10, 2014
Yoga dan Realita Kehidupan: Hanya Kecintaan yang Memperkuat Warisan Leluhur
Yoga dan Realita Kehidupan: Hanya Kecintaan yang Memperkuat Warisan Leluhur: Sejak ribuan tahun silam para pencari kebenaran atau para jenius telah berfikir dengan jernih dan intuitif untuk keberlangsungan hidup...
Hanya Kecintaan yang Memperkuat Warisan Leluhur
Sejak ribuan
tahun silam para pencari kebenaran atau para jenius telah berfikir dengan
jernih dan intuitif untuk keberlangsungan hidup pada masanya dan pada masa yang
akan datang. Hal itu telah dibuktikan atas temuan-temuan yang dituliskan dalam
kitab-kitab suci yang telah kita warisi saat ini. Seperti ilmu tentang
pengetahuan abadi (weda), tentang filosofi (Darsana),
tentang ilmu kehidupan (ayurveda),
lontar-lontar dan ilmu diberbagai bidang yang lainnya.
Warisan-warisan tersebut dapat menjadi acuan
dan panutan pada setiap generasi sekarang dan yang akan datang. Tak
terbayangkan seandainya para pendahuhu kita tidak mewariskan apa yang telah
mereka temukan. Apa yang tejadi pada generasi sekarang dan yang akan datang ?
sudah tentu yang terjadi adalah kehancuran di segala bidang kehidupan.
Syukurnya para penemu kebenaran tidak memikirkan hanya untuk kepentingan
dirinya sendiri tetapi berfikir besar dan bertindak besar untuk kepentingan
yang lebih besar.
Sifat-sifat yang
demikian semestinya para generasi muda mewarisinya dan menjadikan acuan serta
panutan di setiap karya dan tindakannya, peninggalan-peninggalan yang berharga
dan bernilai sejarah serta kebenaran sejati yang telah diwariskan kepada kita
tidak semata-mata hanya menjadi cagar budaya ataupun menghiasi museum-museum
bahkan hanya menjadi pajangan di perpustakaan ataupun di rak-rak buku yang kita
miliki, akan tetapi semestinya mempelajari, memahami serta mengamalkannya. Namun pada
kenyataannya hanya sedikit generasi muda yang terketuk hatinya untuk menggali
dan mendalami warisan tersebut. Apa yang
menyebabkan demikian?
Salah satunya
adalah telah merosotnya kecintaan
terhadap warisan nilai-nilai luhur akibat pengaruh globalisasi, ketika terjadinya kemerosotan cinta, maka niat atupun usaha
untuk mengetahui, mempelajari, dan mendalami akan sirna layaknya seorang
kekasih yang cintanya mulai pudar banyak alasan atau mencari-cari kesalahan
untuk memutuskan cintanya agar mendapat kekasih baru yang belum tentu baik dari
yang sebelumnya. begitu pula yang terjadi para re-generasi saat ini mulai
mengabaikan nilai-nilai luhur dan menggantinya dengan nilai-nilai baru yang
belum tentu lebih baik. Oleh karena itu
semestinya generasi muda memiliki
kemauan untuk menggali lebih dalam apa yang telah diwariskan oleh para penemu
kebenaran kepada kita.
Ketika melakukan
sesuatu yang didasari dengan “kecintaan” maka seorang pemuda tidak akan
mengenal lelah dan menyerah untuk menjalaninya, dia tidak perduli untung atau
rugi melainkan lebih mengutamakan kepuasan terhadap apa yang didapatkannya. Sehingga hal yang
mendasar ditanamkan adalah menumbuhkan
cinta kepada warisan leluhur. Salah satu contoh dari sekian banyak warisan
leluhur yang tak ternilai harganya adalah yaitu yoga dan ayurveda,
yoga saat ini telah telah
popular di belahan dunia. Barangkali ayurveda masih agak asing di pendengaran
kita. Oleh karena itu Coba kita telusuri
Ayurveda merupakan warisan yang luar biasa kepada umat manusia
dimana berasal dari bahasa sanskertha
yang terdiri dari dua kata yaitu “ayu” yang berarti “kehidupan, kebahagiaan atau keseimbangan, harmonis”
dan “Veda” yang berarti ilmu“pengetahuan, kebenaran, abadi”.
Jadi Ayurveda adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang keseimbangan hidup untuk meraih kebahagian dan keharmonisan dalam
kehidupan. Dari pengertian tersebut bahwa ayurveda merupakan ilmu
praktis atau tantra yang semestinya
diamalkan dalam kehidupan. Tanpa mengamalkannya pengetahuan ayurveda tidak akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu
prinsip-prinsip ayurveda menjelaskan secara detail tentang bagaimana mewujudkan kehidupan yang
seimbang (balance) sehingga memperoleh kebahagian dan keharmonisan dalam
kehidupan.
Ini merupakan
salah satu warisan yang sangat berharga
belum lagi warisan-warisan lainnya yang tidak kalah hebatnya dalam
keberlangsungan umat manusia, maka jika Tuhan mengijinkan dan merestui saya
akan mendalami salah satu warisan dan akan mendedikasikan hidup saya untuk itu. penulis : Wayan Wyasa seorang Praktisi Yoga
Thursday, May 29, 2014
Ayurveda adalah Ciptaan Tuhan
Berbicara mengenai Āyurveda, maka tidak akan terlepas
dari sejarah Āyurveda itu
sendiri. Beberapa sejarahwan Barat mengatakan Ayurveda
setidaknya telah ada sekitar 1500 SM, bahkan beberapa diantaranya meyakini angka yang
lebih tua, yaitu 3000 SM. Sehingga semua pakar sejarah dan arkeolog
meyakini bahwa Ayurveda merupakan buku medis tertua di dunia.
Ada beberapa
versi sejarah Ayurveda diantaranya ada dituliskan dalam tesk dan dikisahkan dalam mitologi. Cerita menurut mitologi Ayurveda diciptakan oleh Dewa Dhanwantari yang
merupakan salah satu reingkarnasi
Dewa Wisnu. Dhanwantari merupakan tabib atau dokter ayurveda yang pertama dan salah satu dokter
bedah pertama di dunia. Ia melakukan penyembuhan secara alami dengan sempurna
dan dipercaya telah menemukan obat antiseptik dan obat pencegahan ketika Menyembuhkan
seseorang.
Dhanwantari dalam kitab purana sebagai dokter para Dewa,
dan ahli pengobatan menurut Ayurveda. Dalam tradisi Hindu Dhanwantari dipuja untuk meperoleh
kesehatan bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Selain itu dalam Purana mengatakan bahwa Dhanwantari muncul
dari lautan susu saat para dewa dan asura mencari tirta Amertha
Sedangkan sejarah ayurveda yang ditulis dalam dalam kitab Hṛdayam Sūtrasthāna, ĀyuṣkamīyamAdhyāya
1.2-3 disebutkan:
brahmā smṛtvā ‘yuṣo vedam prajāpatimajigrahat
so ‘svinau tau sahasrāksam so ‘triputrādikānmunīn 3
te
‘gniveśādikāmste tu pṛthak tantrāñi tenire
Artinya:
Brahma
mengingat Āyurvedā (ilmu
kehidupan), kemudian mengajarkannya kepada Prajāpati, dia (Prajāpati)
mengajarkan kepada Aśvin bersaudara,
mereka (Aśvin) mengajarkan
kepada Sahasrākṣa (Dewa
Iñdra), dia mengajarkan kepada
putra Atri (Ātreya Purnavasu atau (Kṛṣṇa Ātreya) dan orang bijak
lainnya, mereka mengajarkan kepada Agniveśa dan
murid lainnya dan mereka (Agniveśa dan
murid lainnya) menulis risalah, masing-masing secara terpisah
Brahma mengingat
kembali Āyurveda, kemudian
mengajarkannya kepada Dakṣa (Prajāpati), selanjutnya Prajāpati mengajarkannya
kepada Aśvin kumara (Asvin
kembar), setelah itu Aśvin bersaudara
mengajarkan kepada dewa Indra
yang merupakan raja para dewa. Ketika penyakit mulai menggangu umat manusia,
para orang bijaksana (Rsi) mengadakan pertemuan di lereng gunung Himālaya, dan memutuskan untuk
belajar ilmu Āyurveda dari
Dewa Indra dan
membawanya ke dunia untuk memberi manfaat kepada kehidupan manusia. Tetapi
siapa yang akan melakukan tugas yang sulit ini untuk pergi ke surga dan
belajar Āyurveda kepada
Dewa Indra?
Rsi Bharadvāja, salah
seorang yang berpartisipasi dalam pertemuan itu secara sukarela bersedia
melakukan tugas itu yang dengan senang hati diterima. Bharadvāja pergi ke swargaloka
(alam sorga) untuk menemui Dewa Indra,
dan belajar Āyurveda Beliau, setelah mengusai ilmu pengobatan ayurveda
Rsi Bharadvāja, kembali ke bumi, dan mengajarkan apa yang telah
ia pelajarinya.
Kṛṣṇa Ātreya yang juga
disebut Ātreya Purnavas,putra
dari Rsi Atri,
mengajarkan Āyurveda kepada
enam muridnya yakni Agniveśa,
Bhela, Jatūkarna, Parāśara, Hārīta, dan Ksārapānī. Masing-masing dari mereka
menulis risalah dan menunjukkan pada guru Kṛṣṇa Ātreya dan pertemuan para Rsi. Risalah yang ditulis
oleh Agniveśa adalah
risalah yang terbaik dan bahkan dipuji oleh para dewa dan menjadi sangat
terkenal di seluruh dunia. (Caraka
Samhita—Sūtrastāna, Chapter-1).
Berdasarkan sloka dan urain di atas bahwa
ayurveda bukan hasil dari pemikiran manusia melainkan buah karya dari ciptaan Tuhan, yang diterima (wahyu) oleh
para Maharshi (seseorang yang mendapat pencerahan) untuk diajarkan dan diterapkan
dalam kehidupan. mengapa dikatakan bukan dari buah pikiran manusia ? melihat
Arti kata “Brahma mengingat ayurveda” dapat dipahami bahwa ayurveda memang
telah ada ketika manusia itu belum diciptakan dan bahkan telah ada di alam para
dewa. Karena dalam tradisi weda Dewa
bhrahma adalah manisfestasi Tuhan yang bertugas sebagai pencipta, maka dari itu
tak seorangpun yang mengetahui secara tepat kapan ayurveda diturunkan ke dunia, sehingga
ayurveda akan tetap ada sepanjang manusia masih hidup di dunia. Sehingga Āyurveda tidak diciptakan
oleh Brahma melainkan Brahman
(Tuhan), namun diingat kembali oleh Bhrama yang bertugas sebagai
pencipta.
Penulis Wayan wyasa (artikel disarikan dari berbagai sumber)
Penulis Wayan wyasa (artikel disarikan dari berbagai sumber)
Subscribe to:
Posts (Atom)