Friday, September 6, 2013

Menjaga Keseimbangan Pikiran Dengan Yoga Asana

DSC08528

Oleh: Wayan Wyasa

Yoga merupakan salah satu disiplin ilmu yang diwariskan ribuan tahun silam hingga saat ini semakin berkembang dikalangan masyarakat dunia. Aktifitas ini menjadi kebutuhan bagi masyarakat yang ingin mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani. Kalau dicermati teori-teori ilmu modern yang telah berkembang pesat belakangan ini lebih mengedepankan kebahagian di luar dirinya yaitu bagaimana cara menciptakan terobosan-terobosan yang membuat masyarakat dunia terkagum atas penemuan-penemuan yang dihasilkannya, akan tetapi tidak dapat dipungkiri secara sadar dan tidak sadar bahwa dampaknya sangat luar biasa dalam membantu kebutuhan manusia modern sehingga segala sesuatu menjadi lebih mudah dan praktis namun jangan lupa pula dampak negatif dari kemajuan tersebut terutama terhadap alam beserta isinya.

Kita lihat bersama efek dari canggihnya ilmu dan teknologi menyebabkan manusia menjadi serba praktis sehingga mengakibatkan ketergantungan terhadap-benda-benda canggih tersebut. tidak hanya itu bahkan menimbulkan ketidakseimbangan dalam diri yaitu segala perhatian kita tercurah ke luar diri Sehingga lupa menyadari ke dalam diri. Dari Uraian tersebut jelas bahwa hidup membutukan keseimbangan. Oleh karena itu Yoga merupakan alternatif di tengah-tengah pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi ( IPTEK).

Yoga mengajarkan cara mengontrol indriya dan melihat ke dalam diri. Semakin sering seseorang mempraktekan yoga sebagai bagian dari kebutuhan. Maka akan mampu melihat ke dalam, sehingga dengan demikian akan mengarah pada keseimbangan antara kebahagian lahir dan bhatin. Hal itu dapat dicapai melalui Sikap disiplin yang diterapkan oleh praktisi Yoga Asana. Tanpa hal itu sangat sulit untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kedisiplinan itu tidak hanya pada fisik tetapi juga mendidisiplinkan pikiran. jika pikiran tidak dilatih maka akan menjadi liar sebagaimana telah dijelaskan dalam Sarasamuscaya sloka 79 : Manasa nicayam kertva tato vaca vidhiyate kriyate karmana pascat pradanam vai manasstatah (Pikiran adalah unsur yang menentukan jika penentuan hati telah terjadi mulailah orang berkata dan berbuat jadi pikiranlah sumber pokoknya)

Dari petikan sloka di atas secara tegas menyatakan hal yang paling sulit adalah mengontrol pikiran agar selalu seimbang. Pikiran dapat terbang melampui batas kemampuan badan fisik. Ketika pikiran tidak menentu arahnya, maka dapat mengacaukan perkataan dan perilaku kearah yang negatif. Dengan demikian dengan jalan yoga, pikiran dapat dikendalikan yaitu menarik ulur pikiran ke dalam melalui konsentrasi atau (Dharana) yang merupakan bagian dari Astangga Yoga. tentu hal tersebut membutuhkan kedisiplinan terutama Disiplin diri.

Disiplin diri sangat dibutuhkan karena merupakan langkah awal menuju kesuksesan. jika dicermati dalam melakukan yoga asana, ada tiga hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu asana (sikap badan), pernafasan (pranayama) dan konsentrasi (dharana). Jadi untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan asana, maka pernafasan dan konsentrasi harus diselaraskan antara ketiganya. Tidak lupa juga ada jeda setiap gerakan untuk merileksasikan tubuh serta menstabilkan detak jantung. Ketika melakukan asana hanya berfokus pada gerak badan tanpa memperhatikan nafas biasanya praktisi yoga akan mengalami kelelahan barangkali gerak yang demikian tidak jauh beda dengan olahraga biasa. Maka pengaturan nafas (Pranayama) harus benar-benar diperhatikan. Dalam yoga Pranayama disebutkan ada empat bentuk pernafasan yaitu menarik nafas, mengembuskan nafas, menahan nafas di dalam dan menahan nafas di luar. ke empat bentuk pernafasan tersebut tidak bersifat baku pada setiap gerakan yang dilakukan saat melakukan asana namun dapat disesuaikan berdasarkan kebutuhan masing-masing peserta yoga seperti menarik nafas kemudian menahan di dalam yaitu bermanfaat untuk memberikan oksigen yang dihirup lebih maksimal sehingga dapat disuplai keseluruh tubuh untuk menggatikan sel-sel yang telah mati. sedangkan menghembuskan nafas kemudian menahan di luar bermanfaat untuk memudahkan kerja jantung serta mengeluarkan karbon dioksida secara maksimal serta dapat menenangkan pikiran.

Selain itu konsentrasi juga bagian yang sangat penting dalam melakukan asana, tanpa konsentrasi maka manfaat yang dihasilkan tidak terlalu besar terhadap ketenangan pikiran. Semestinya konsentrasi selalu mengiringi gerak badan dan pernafasan karena disinilah letak totalitas dalam setiap gerakan (meditasi) yaitu menyadari setiap gerak dan nafas sehingga asana yang kita lakukan dapat dijiwai. Tentunnya harus dihindari saat melakukan yoga memberikan penilaian kepada peserta yang lainnya sehingga hal tersebut juga merusak fokus kita terlebih lagi merasa gerakan kita lebih sempurna dari yang lainnya malah menimbulkan ego sehingga tidak mendapatkan esensi dari yoga asana yang dilakukan. Jadi intinya dalam melakukan yoga, asana (sikap badan), pernafasan (pranayama) dan konsentrasi (dharana) tidak dapat dipisahkan karena ketiganya merupakan satu kesatuan yang seirama antara Ketiganya ibaratkan garis yang membentuk segitiga sama sisi yang saling berkaitan.sehingga dapat mewujudkan keseimbangan dalam diri.

Apakah Relevan Pengetahuan Keagamaan dikompetisikan?

 
PB160164
Oleh : Wayan Wyasa
Pengetahuan Agama pada dasarnya sebagai landasan untuk membentuk karakter manusia yang bermoral dan bermartabat. Dengan landasan yang kokoh maka segala tindakan yang dilakoninya akan berpegang teguh pada prinsip-prinsip dharma (kebenaran). Tanpa dasar yang kuat yang dibangun sejak dini maka akan lebih mudah terombang ambing seperti pohon yang akarnya dangkal maka ketika angin menerpa tidak akan mampu berdiri tegak. Oleh karena itu penanaman nilai nilai keagamaan sejak usia dini sangat diperlukan guna mewujudkan generasi yang beradab.
Maka dari itu pihak pihak yang berperan dalam bidang tersebut memiliki strategi untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman yang terkait tentang keagamaan. Sehingga muncul gagasan dalam pengembangannya dengan mengadakan kompetisi yang dibagi menjadi berbagai katagori lomba keagamaan. Tentunya tujuannya tiada lain untuk mencerdaskan pengetahuan dalam bidang keagamaan. Nah, yang menjadi pertanyan adalah sudahkah hal tersebut sesuai dengan harapan?. Apakah relevan pengetahuan keagamaan dikompetisikan ? Pertanyaan pertanyaan tersebut tentu akan terjawab ketika mengikuti dan mengamati pelaksanaannya di lapangan.
Ketika dianalisa tentu tidak semua pihak akan setuju jika jawabannya tidak sesuai dengan harapan dan tidak relevan. Namun setiap orang memiliki hak untuk berargumentasi dalam menyikapi hal tersebut, maka dari itu saya akan mengungkapkan kejujuran hati saya bawasannya pengetahuan keagamaan ketika dikompetisikan lebih banyak dampak yang tidak sesuai dengan tujuan dari agama itu sendiri terlebih lebih tujuan agama Hindu. Mengapa demikian? Karena ada beberapa hal yang melenceng dengan ajaran Agama Hindu seperti dalam pelaksanaannya, mulai dari persiapan, pihak penyelenggara lomba sudah mendapat cibiran dan kritikan yang menjatuhkan dari pihak pihak yang tidak berfikir secara jernih karena mereka tidak merasakan bagaimana perjuangan yang dilakukan pihak penyelenggara dalam menyukseskan acara tersebut.

 Kemudian pada saat lomba berlangsung terkadang terjadi penilaian secara subyektif yang dilakukan oleh tim penilai dan hal itu adalah sesuatu kewajaran karena menyangkut selera setiap tim penilai yang berbeda-beda. dimana pada dasarnya sulit memberikan penilaian yang obyektif ketika mengangkut aktifitas sosial. Selain itu setelah diputuskan secara final antara yang menang dan kalah tentu akan menimbulkan persoalan baru, coba bayangkan dari sekian banyak peserta yang mengikuti kompetisi hanya tiga peserta yang terpilih sebagai juara sedangkan yang lainnya sing juari. Tahukah kita bagaimana perasaan mereka yang kalah? Barangkali ada yang kecewa, putus asa bahkan sampai ada yang menangis dan ada pula yang protes karena tidak siap merima kekalahan. Sedangkan yang menang merasa bangga dan terkadang dapat menumbuhkan ego dalam dirinya.
Tentu hal ini tidak sesuai dengan ajaran agama Hindu Karena esiensi ajaran Hindu adalah cinta kasih atau kasih sayang, maka untuk memupuk rasa kasih sayang bukan dengan cara mengkompetisikan pengetahuan keagamaan melainkan penghayatan dan mengamalan ajaran ajaran yang terkadung didalamnya. Dalam setiap kompetisi mesti ada pihak yang dikorbankan, ada yang menang dan ada pula yang kalah. Namun permasalahannya apakah semua pihak siap untuk kalah? Barangkali tidak semuanya , terutama bagi anak anak dan remaja yang terkadang belum tumbuh kebijaksanaannya. Sehingga dapat menimbulkan rasa kecewa dan kesedihan. Karena dalam sebuah kompetisi mereka berharap untuk menang atau hasil akhir. Ketika harapannya tidak tercapai penderitaanlah hasilnya. Jika dikaitkan dalam Pustaka suci tentu sistem tersebut tidak relevan sebagaimana yang disebutkan dalam Bhagawad Gita “ bekerjalah tanpa mengharapkan hasil” jadi yang diutamakan dalam setiap kerja adalah proses dari kerja tersebut bukan hasil akhir karena hasil akhir telah ditentukan oleh Sang Penakdir (Tuhan). Sedangkan dalam kompetisi diarahkan untuk tertuju pada hasil atau penghargaan. Sehingga terbentuklah generasi penerus yang hanya mau bekerja kalau ada imbalan yang nyata dengan demikian kita akan krisis sosok generasi muda yang mengutamakan pelayanan dan berjiwa social. Hal ini tentu menyebabkan lambat laun ajaran agama akan mengalami degradasi dan pada akhirnya spirit dalam agama akan hilang.
Maka dari itu, perlu ada dievaluasi oleh pihak pihak yang membidanginya jika system yang terapkan telah melenceng dari harapan yang diinginkan. Maka harus ada solusi yang dapat menanggulangi kelemahan kelemahan tersebut. Jika kita lihat system pendidikan di Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum karena tidak sesuai dengan harapan. Maka system kompetisi dalam mengembangkan pengetahuan keagaman semestinya diubah dan dikemas agar sesuai dengan karakter agama Hindu yang menekankan rasa bersaudaraan dan cinta kasih,
Penulis: Alumni STAHN Gde Pudja Mataram tahun 2012





Tuesday, August 13, 2013

Yoga untuk Ketenangan

Oleh: Edi Ariawan, S.Ag.M.Pd.H (Yoga Edi)

Asanas juga dapat dilakukan untuk penyembuhan, dengan merentangkan otot yang lembut, memijat organ-organ tubuh bagian dalam, menyelaraskan tubuh bagian dalam, dan menyelaraskan urat syaraf tubuh, kesehatan dari orang yang melakukan asana dapat ditingkatkan, serta banyak penyakit bahkan apa yang disebut dengan penyakit yang tidak disembuhkan dapat dilenyapkan atau dikurangi bukan hanya itu yoga dalam sikap ketenangan juga bermanfaat bagi mental dan emosi bahkan spritual berikut beberapa yoga dalamsikap ketenangan:

1 Padmasana ( sikap bunga tratai )

clip_image002

Untuk melatih padmasana peserta yoga dapat duduk di kedua kaki yang di lipat kebelakang, caranya yaitu; lipat kedua kaki kebelakang, telapak kaki tersebut harus menghadap ke atas dan tumit harus menyentuh tulang panggul.

Padmasana dapat dilakukan bersama dengan jnana mudra atau cin mudra (untuk lebih jelasnya lihatlah bab mengenai mudra). Ketika melakukan padmasana tulang belakang harus kuat dan benar-benar tegak lurus seolah-olah menancap pada dasarnya. Banyak pelaku padmasana, terutama para pemula, menganggap asana ini lebih mudah untuk dipertahankan jika mereka meletakan sebuah alas duduk yang tipis di bawah pantat mereka sebelum mengambil sikap tersebut.

Batasan-batasan : tidak boleh dilakukan oleh orang-orang dengan pegal pada pinggang ( encok ) atau infeksi selaput dara. Manfaatnya : jika telah mahir, padmasana mengijinkan pelaksanaannya menopang tubuhnya agar benar-benar mantap untuk jangka waktu lama. Karena tubuh dan pikiran berhubungan dan saling mengendalikan, kemantapan tubuh akan menyebabkan kemantapan pikiran. Kekuatan ini merupakan langkah pertama menuju meditasi produktif. Asanas ini mengarahkan aliran prana yang baik dari muladhara cakra (pada selangkangan) sampai saharara cakra (dikepala). Padmasana menyelaraskan tulang tungging dan syaraf-syaraf sacral dengan penyediaan aliran darah tambahan. Biasanya aliran darah yang besar ke kaki kanan dialihkan ke daerah perut. Padmasana membantu menghilangkan masalah-masalah fisik, syaraf, dan emosional. Padmasana juga merangsang proses pencernaan. (David Colter.H :587-588)

2 Bhajrasana (sikap petir)

clip_image004

(Edi Ariawan)

Vajra adalah nama dari sebuah nadi utama (saluran Pranic) yang secara langsung berhubungan dengan jaringan kemaluan air kencing dikatakan bahwa jika anda dengan sengaja dapat mengendalikan nadi ini maka akan dapat menjadi sangat kuat. Nadi ini mengatur energi seksual dalam tubuh.

Berdiri di atas kedua lutut dengan kaki direntangkan ke belakang dan ibu jari kaki disilangkan. Kedua lutut harus rapat, tumit direnggangkan. Turunkan pantat di atas kaki bagain dalam, tumit di samping pinggul. Letakan kedua tangan pada lutut, kedua telapak tangan menghadap ke bawah.

Dengan melakukan vajarasana sebanyak mungkin, terutama setelah makan selama paling sedikit lima menit untuk meningkatkan fungsi pencernaan dengan asana vajrasana ini. Dalam melakukan asanas ini hendaknya berkonsentrasi pada proses pernafasan yang normal, ini akan membawa ketenangan pada pikiran jika dipraktekan dengan mata terpejam. Manfaatnya: vajarasana dapat mengubah aliran darah dan dorongan-dorongan syaraf di daerah panggul dan daerah bagian rongga perut. Sikap ini meningkatkan ketepat gunaan seluruh sistem pencernaan. Ini juga berguna sebagai suatu sikap badan setelah makan, terutama bagi orang-orang yang menderita karena ketidaksangupan mencerna. Sikap ini mengurangi aliran darah kealat kelamin dan memijat urat-urat syaraf yang memberi makanan pada aliran darah ini. Ini membuatnya berguna bagi laki-laki dengan buah pelir yang membesar. Hal itu juga memperkuat otot-otot panggul yang membantu mencegah hernia dan membantu para wanita pada saat melahirkan. Sikap ini adalah satu-satunya sikap meditasi bagi orang-orang dengan infeksi pegal linu dan infeksi selangkangan. Ini sangat berguna dalam menghilangkan berbagai penyakit perut seperti bisul perut atau radang dinding lambung. (Satya Prakas Saraswati, 2004:71)

3 Yoga Mudra ( penyatuan Jiwa )

clip_image006

Pertama-tama yang harus dilakukan peserta yoga adalah mengendurkan seluruh tubuh dan mata di pejamkan. Nafas di hembuskan secara berlahan, hentikan nafas (nafas kosong, tidak ditarik atau hembuskan), kemudian berkonsentrasilah pada muladara cakra. Berikutnya tarik nafas secara berlahan sambil secara serentak rasakan nafas dan kesadaran secara berangsur-angsur muncul dari muladhara ke ajña Cakra, tahan nafas selama beberapa detik dan berkonsentrasi pada ajña cakra. Selanjutnya hembuskan nafas secara berlahan saat membungkuk kedepan diselaraskan dengan penghembusan nafas, sehingga gerakan kedepan mulai ketika menghembuskan nafas dan dahi hanya menyentuh lantai di depan tubuh sambil udara dihembuskan seluruhnya dari paru-paru. Secara serantak nafas dirasakan dan kesadaran secara berangsur-angsur bergerak kebawah dari ajña ke muladhara cakra. Selanjutnya tahan nafas di luar selama beberapa detik sambil berkonsentrasi pada muladara cakra. Kemudian tarik nafas, angkat tubuh ke posisisi tegak lurus dan rasakan nafas serta kesadaran bergerak ke atas dari muladhara ke ajna cakra, semua tndakan ini harus diselaraskan. Pada posisi tegak lurus, sambil menahan nafas, berkonsentrasi pada ajña Cakra. Kemudian hembuskan nafas dan membungkuklah kembali ke depan untuk mengulangi proses tersebut. para praktisi yang sudah tingkat tinggi bisa melatih selama 15 menit, sedangkan bagi pemula bisa melatih selama 1 menit atau semampunya dulu bahkan lebih, pernafasan harus sepelan mungkin, begitu juga penahanan nafas di dalam dan luar harus selama mungkin tanpa ketegangan sedikitpun.

Manfaatnya sangat baik dilakukan sebelum meditasi, mengembangkan kesadaran dan pengendalian energi psikhis, ketenangan akan diperoleh dengan melakukan gerakan ini disamping melenyapkan kemarahan dan ketegangan. Selain itu asana ini baik untuk memijat organ-organ perut dan menghilangkan banyak penyakit yang berhubungan dengan bagian tubuh ini, termasuk sembelit ketidak sangupan mencerna. Asana ini meregangkan tulang belakang belakang secara individual dari yang lainnya, memberikan syaraf-syaraf tulang belakang yang muncul dari tempat antara tulang belakang tersebut direnggangkan dan diselenggarakan dengan hati-hati. Syaraf-syaraf yang meningkat dapat memiliki berbagai manfaat yang luas pada kesehatan. Asanas ini sangat manjur untuk membangkitkan manipura cakra, yang terletak pada tulang belakang di belakang puser. Pusat ini adalah salah satu pusat energi yang utama pada setiap individu. (Satya Prakas Saraswati, 2004:75)

4 Sawasana

clip_image010

Sawasana adalah pernapasan fisikhis yang menjadikannya sadar atas proses pernafasan dalam lintasan psikhis yang berbeda-beda dari tubuh. Dalam tubuh kita terdapat banyak pembuluh halus tempat menggalinya prana Dengan gerakan ini karena kondisi pikiran kita yang bersifat eksternal, tetapi dengan menarik kesadaran dan memusatkannya pada pernafasan, sehingga dapat mengembangkan kemampuan untuk mengetahui dan memahami cara kerja dari kekuatan halus ini yang berwujud sebagai kesehatan, aktivitas (baik secara mental maupun fisik) dan kehidupan itu sendiri terutama setelah melaksanakan Suryanamaskara.

Sementara dalam posisi berbaring dengan sikap savasana, dengan seluruh tubuh benar-benar santai dan secara total, rasakanlah aliran alamiah dari pernafasan. Jangan ubah pernafasan anda, sebarkan saja kesadaran anda dari tubuh anda ke dalam pernafasan. Raskan setiap pernafasan dengan perhatian penuh pengembagan dan rilaksasi paru-paru, gerakan naik turun perut, sehingga akan merasakan pikiran yang santai dan menyatu dengan proses pernafasan. (Satyananda Saraswati, 2002:60)

Yoga dan Kesehatan

Oleh: Edi Ariawan, S.Ag. M.Pd.H

Yoga telah menjadi sebuah sistem sejak 3000 tahun yang lalu oleh seorang ahli filsafat Hindu bernama Maha Rsi Patanjali. Yang muncul dalam wujud 185 ungkapkan pada hasil karya Patanjali yang sangat mendetail dan dikenal dengan Yoga Sutra. Suatu disiplin psikologis telah menjadi suatu bagian yang melengkapi kebudayaan India selama beribu-ribu tahun. Para Ahli Yoga masa lampau mengembangkan system yoga karena mereka percaya bahwa dengan melatih tubuh dan pernafasan, mereka bisa menguasai sifat alami pikiran, emosi. berikut diuraikan tentang asana yang bermanfaat bagi kesehatan.:

1 Pascimotanasana ( Sikap Merenggangkan Punggung )

clip_image002

Untuk melatih gerakan Pascimotanasana pertama-tama peserta yoga duduk dilantai dengan meluruskan kedua kaki kedepan, kedua diletakan di atas paha. Kemudian seluruh tubuh di kendorkan, terutama otot-otot punggung, selanjutnya secara berlahan tekuk punggung kedepan, kemudian peserta memegang ibu jari kaki dengan jari-jari dan ibu jari tangan. Bila ini tidak mampu atau memungkinkan bagi peserta maka peserta bisa merubah dengan menarik kedua tumit atau pergelangan kaki sedekat mungkin ke kaki, di samping itu, dengan sengaja punggung dan otot-otot kaki dikendorkan. Tahan agar kedua kaki tetap lurus dan tanpa menggunakan otot-otot punggung, hanya menggunakan kedua lengan, peserta dapat menarik tubuhnya sedikit turun kearah ke dua kaki. Ini merupakan atau proses tanpa suatu gerakan yang tiba-tiba atau ketegangan yang berlebihan dalam tubuh. Jika memungkinkan, sentuh kedua lutut dengan dahi. dipertahankan pada sikap akhir selama sanggup melakukannya, sambil mencoba mengendorkan seluruh tubuh lebih jauh, lalu secara perlahan kembalilah ke posisi awal. (Satya Prakas Saraswati, 2004:56)

Selama melatih sikap ini, peserta diarapkan tidak nenekuk kedua lututnya, tujuannya untuk meregangkan otot-otot pada belakang kaki. Hendaknya dilatih sesuai dengan kemampuan tanpa dipaksa biarkan berjalan alami lama-kelamaan tubuh menyesuaikan dan otot menjadi lentur, semua ini memerlukan waktu. Setelah beberapa minggu atau bulan latihan yang teratur akan mampu menyentuh laut dengan dahi atau bahkan mungkin dengan dagu.

Nafas : pserta dapat bernafas dengan normal pada posisi duduk. Menghubungkan nafas secara perlahan ketika menekuk ke depan selanjutnya nafas ditarik saat menahan tubuh yang tak bergerak, peserta dapat menghembuskan nafas saat menarik tubuh lebih jauh kedepan dengan kedua lengan. Kemudian bernafas secara berlahan dan dalam. Tarik nafas saat kembali ke posisi awal. Jika sikap akhir tidak ditahan dalam waktu yang lama nafas dapat ditahan di luar.

Lamanya : para ahli dapat mempertahankan sikap akhir tersebut selama lima menit. Para pemula harus melakukan asana ini beberapa kali, bertahan pada sikap akhir hanya dalam waktu yang singkat, para calon spiritual harus mencoba bertahan dalam posisi akhir dengan pengendoran yang sempurna dalam waktu yang lama.

Konsentrasi : Spiritual (pada svadhisthana cakra), fisik dan mental (pada perut, pengendoran otot-otot punggung atau proses pernafasan yang pelan). Untuk mengembalikan keletihan otot sehabis melatih gerakan ini, peserta yoga dapat mengunakan sebagai sikap berlawanan untuk asanas-asanas dengan penekukan kebelakang.

Batasannya : orang-orang memiliki penyakit salah urat, pegal pada pinggang, radang sendi yang kronis dan infeksi-infeksi tulang tidak boleh melakukan asana.

Manfaatnya : Meragangkan urat-urat lutut dan mengendorkan persendian tulang paha. Menghilangkan kelebihan lemak secara efektif pada daerah perut. Menyeimbangkan seluruh organ perut dan menghilangkan berbagai penyakit didaerah ini, seperti diabetes. Asanas ini juga mengaktifkan kelenjar ginjal, hati, pancreas, dan adrenalin. Dengan menyelaraskan organ-organ panggul asanas ini bermanfaat terutama untuk menghilangkan berbagai penyakit seksual wanita, Merangsang aliran darah segar yang baik ke syaraf dan otot-otot tulang belakang. Ini merupakan asana yang sangat kuat untuk kesadaran spiritual dan banyak terdapat pada naskah-naskah yoga kuno.

2 Cakrasana (Sikap Roda)

clip_image004

Untuk melatih sikap ini peserta yoga dapat memulai dari berbaring di atas punggung dengan kedua lutut ditekuk dan tumit menyentuh pantat. Kedua kaki harus renggang kira-kira satu kaki, kemudian dilanjutkan dengan meletakkan kedua tangan di atas tanah disamping pelipis, dengan jari-jari tangan mengarah pada bahu. Secara berlahan peserrta yoga dapat mengangkat tubuhnya, biarkan kepala sedikit berputar dan ujung kepala menyangga berat tubuh bagian atas. Kedua kaki akan membentuk sudut siku-siku pada kedua lutut. Kedua lengan dan kaki diluruskan, kepala dan tubuh diangkat dari tanah sehingga benar-benar melengkung, kemudian peserta yoga dapat meluruskan kedua lutut hampir secara sempurna dengan menggerakkan tubuh keatas. Untuk menngakhirinya, secara berlahan badan di turunkan ke tanah kemudian posisi terlentang.

Bagi pemula untuk melatih gerakan cakrasana nafas ditahan. Setelah beberapa kali latihan yang teratur, cakrasana dapat dilaksanakan untuk waktu yang lama dengan bernafas secara normal pada posisi benar-benar terangkat, lamanya melakukan gerakan tersebut adalah selama pencinta yoga mampu melaksanakannya. Konsentrasi sepiritual (pada manipura cakra), Fisik (pada punggung, perut, atau pernafasan).

Yang perlu diperhatikan bagi praktisi dalam melatih Cakrasana yaitu tidak boleh dilaksanakan oleh para penderita tekanan darah tinggi, penyakit-penyakit serangan jantung, bisul perut, usus-usus yang mengandung racun, ketulian sebagai atau pembulu-pembuluh rambut mata yang membesar, atau oleh siapapun yang tidak begitu lama memiliki tulang patah atau menjalani oprasi perut. Disarankan tidak melakukan cakrasana sampai peserta yoga mampu melakukan persiapan sikap-sikap menekuk ke belakang.

Asanas ini bermanfaat bagi seluruh jaringan dan syaraf pada tubuh. Ini mempengaruhi semua pengeluaran hormone dan menghilangkan berbagai penyakit sistem reproduksi wanita yang bermacam-macam, asana ini benar-benar meregangkan otot-otot punggung dan perut. Asanas ini menekan dan memijat organ-organ perut dengan sangat kuat. (Satya Prakas Saraswati, 2004:61)

3 Sirsasana (sikap tegak dengan tumpukan kepala)

clip_image006

Untuk mengawali latihan Sirsasana peserta yoga duduk dengan sikap vajrasana, kemudian badan di bungkukan kedepan dan kedua lengan diletakan di atas tanah dengan jari-jari tangan saling terpaut, siku-siku didepan lutut, secara pelan kepala diletakan diantara kedua tangan yang saling terpaut tersebut (tahap 1). Kemudian kedua lutut dan pantat diangkat dari tanah sampai kedua kaki lurus (tahap 2). Secara berlahan gerakkan kedua kaki kearah tubuh dan biarkan kedua lutut menekuk sehingga punggung tegak lurus, paha menekan perut dan dada bagian bawah. Secara berlahan berat badan dipindahkan dari jari-jari kaki ke kepala dan kedua lengan, secara berlahan kaki diangkat beberapa inci diatas tanah, keseimbangan berada di atas kepala dan kedua lengan (tahap 3). Ketika telah seimbang, kemudian angkat dan luruskan kedua pinggul sehingga paha bergerak ke atas dan jauh dari tubuh (tahap 4 dan 5). Kedua kaki secara berlahan diluruskan tubuh harus benar-benar lurus pada sikap akhir. Sikap ini dipertahankan beberapa saat untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, kemudian secara berlahaan kaki di lipat kembali dan turunkan jari-jarinya dengan lembut ketanah.

Nafas : Bernafaslah secara normal pada sikap akhir, Nafas harus menjadi semakin lembut pada posisi ini karena seseorang menjadi terbiasa pada asanas ini. Lamanya : Sirsasana dapat dilakukan oleh para ahli selama 30 menit. Para pemula harus memulai dengan 30 detik dan bertambah satu menit setiap minggu sampai waktu yang diinginkan tercapai. Untuk manfaat-manfaat kesehatan yang umum 3 sampai 5 menit pada sikap akhir sudah cukup. Konsentarasi : Spiritual (Pada Sahararacakra), Fisik (pada otak, pernafasan, atau keseimbangan).

Urutannya : para pemula melakukan Sirsasana pada akhir dari rangkaian yang hanya diikuti oleh Tadasana, sikap kebalikannya, dan kemudian Sivasana. Parapelaksana tingkat tinggi dapat melakukannya baik pada awal atau akhir dari rangkaian tersebut. terutama perhatikan dan laksanakan semua instruksi yang tertera pada pengantar untuk sikap-sikap terbalik. Batasannya : Sirsasana tidak boleh dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tekanan darah tinggi, rasa pusing, debaran jantung, pembekuan darah, radang selaput lendir yang kronis, sembelit yang kronis, suatu keadaan darah yang kotor atau mata ayam yang berat. Asanas ini tidak boleh dicoba sampai seseorang telah menyempurnakan pendahuluan dari sikap-sikap kepala dibawah.

Manfaat : Sirsasana meningkatkan aliran darah ke otak dan kelenjar otak (kelenjar pengendali utama) yang membantu memperbaiki banyak bentuk syaraf dan penyakit-penyakit kelenjar, terutama yang berhubungan dengan jaringan reproduksi. Asanas ini membalikkan kembalinya aliran darah yang naik pada kaki dan daerah perut, yang membantu terbentuknya kembali jaringan. Asanas ini menghilangkan berbagai gangguan kejiwaan, dan melenyapkan sakit kepala, asma, alergi, kurang tenaga, dan lain-lain. ini merupakan asanas terbaik dari semua asanas karena benar-benar memberikan kekuatan kembali pada pikiran dan tubuh. (Satyananda Saraswati, 2002:223)

bersambung untuk asana yang lainya…

Surya Namaskara

Oleh: Edi Ariawan, S.Ag. M.Pd. H (Yoga Edi)

               Surya Namaskara (Satyananda, 2002 : 57) terdiri dari 12 sikap badan yang dapat meningkatkan kesehatan jasmani maupun rohani, latihan dinamis secara tradisional bagian dari latihan yoga. Latihan ini betul-betul merupakan cara yang baik untuk mengendorkan seluruh persediaan dan otot dalam tubuh, juga memijat seluruh organ tubuh bagian dalam, merupakan latihan yang sangat baik jika dilakukan pada pagi hari setelah mandi dan sebelum melakukan teknik-teknik yoga lainnya. Jika seseorang merasa lelah kapan saja setiap saat, latihan ini akan memulihkan tenaga yang hilang baik secara fisik maupun mental.

                Apabila dua belas sikap badan yang terdapat dalam Surya Namaskara dilakasnakan dengan penuh disiplin maka dalam diri seseorang akan tercermin sikap yama dan nyama Brata, dimana yama adalah kode etik astangga yoga yang sering juga disebut savabhauma mahavrata atau sumpah agung unipersal yang berisi lima instruksi untuk berpantang yaitu: Ahimsa, Satya, Asteya, Brahmacarya dan Aparigraha. Sedangkan nyama adalah kode etik kedua yang memuat lima kebajikan penunjang yang harus di lakukan yaitu: Sauca, Santosa, Tapa, Suadhyaya, dan Iswapranidana. (Satyananda, 2002 : 58)

1 Pranamasana (Sikap berdoa)

clip_image002

Pranamasana merupakan titik awal bagi sebuah kerangka meditatif pikiran saat latihan. Praktisi yoga harus menggunakan waktu untuk mengembangkan kesadaran nafas, posisi tangan dan efek posisi ini pada perasaan dan tingkah laku pada pribadi masing-masing. Untuk memulai postur ini, pertama-tama yang harus dilakukan adalah berdiri tegak dengan kedua kaki rapat dengan meletakkan kedua telapak tangan bersamaan di depan dada kemudian seluruh tubuh di kendorkan atau rileks. Pada saat melatih sikap ini, nafas dalam keadaan normal, konsentrasi pada anahata cakra, dengan mantra : OM Mitraya Namaha (Penghormatan kepada teman semuanya)

Manfaatnya sikap Pranamsana ini membentuk suatu keadaan konsentrasi dan ketenangan alam persiapan untuk latihan yang dilakukan. (Satyananda, 2002 : 57)

2 Hasta Utanasana (Sikap kedua lengan terangkat)

clip_image004

Hasta Utanasana, membantu praktisi yoga untuk meningkatkan energi pada saluran frontal, yang berasal dari muladhara ke windu dan bergerak disepanjang bagian depan tubuh. Untuk melatih gerakan ini, pertama-tama yang harus dilakukan adalah: dengan mengangkat kedua lengan sampai di atas kepala kemudian kedua lengan direnggangkan selebar bahu selanjutnya kepala ditekuk ke belakang seiring dengan arah tangan dan badan yang melengkung kebelakang, disertai dengan penarikan nafas yang pelan, lembut dan santai. Konsentrasi Pada Visuddhi cakra. Mantra : Om Ravaye Namaha (Penghormatan kepada yang bersinar cemerlang). Gerakan ini memiliki manfaat yang bagus bagi kesehatan yaitu; Merenggangkan isi rongga perut, menghilangkan kelebihan lemak, dan memperbaiki pencernaan. Melatih otot-otot lengan dan bahu, menyelaraskan urat-urat syaraf tulang belakang, dan membuka seluruh bilik paru-paru. (Yudhiantara, 2006:30)

3 Pada Hastana (Sikap tangan sampai kaki)

clip_image006

Pada hastasana metoda asanas untuk meregangkan bagian belakang tubuh secara pelan-pelan, Gerakan gravitasi ini diintensifkan dengan meletakan tangan di belakang kepala dalam posisi mengunci, pertama-tama dengan membungkukan badan ke depan sampai jari jari tangan atau kedua tangan menyentuh tanah pada tiap sisi atau di depan kedua kaki, kemudian secara berlahan badan dan dahi menyentuh lutut. Untuk melatih gerakan ini di usahakan santai dan tidak tegang, tahan agar kedua kaki tetap lurus.

Selama posisi membungkuk ke depan nafas di hembuskan. Perut di kontraksikan atau dikerutkan untuk menghembuskan jumlah udara yang tertinggi. Konsentrasi pada svadhisthana cakra. Mantra : OM Suryaya Namaha (Penghormatan kepada ia yang menyebabkan kegiatan) Manfaatnya : melenyapkan atau mencegah sakit perut atau berbagai penyakit perut. Mengurangi kelebihan lemak pada daerah perut, memperbaiki pencernaan, dan membantu menghilangkan sembelit. Memperbaiki peredaran darah, membuat tulang belakang lemas dan menyelaraskan syaraf-syaraf tulang belakang.

4 Aswa Sancalasana (Sikap menunggang kuda)

clip_image008

Asva Sancalasana memberi dasar bagi asana untuk memperkuat tulang belakang, pinggul, paha dan rasa keseimbangan. Untuk melakukan postur ini pertama-tama yang harus dilakukan adalah dengan merentangkan kaki kanan ke belakang sejauh mungkin. Pada waktu yang sama lutut kiri ditekuk dan tahan agar kaki kiri tetap pada posisi yang sama. Kedua lengan harus tetap lurus dan dalam posisi yang sama. Pada posisi akhir, berat tubuh harus disangga pada kedua tangan, kaki kiri, lutut kanan, dan jari-jari kaki kanan. Kepala harus dimiringkan ke belakang, punggung dilengkungkan dan pandangan ditujukan ke atas. Tarik nafas ketika merentangkan kaki kanan ke belakang. Konsentrasi pada Ajna Cakra. Mantra: Om Bhanave Namaha (Penghormatan kepada yang menerangi) Manfaatnya: Memijat organ-organ perut dan memperbaiki fungsinya. Otot-otot kaki akan diperkuat. Keseimbangan urat syaraf akan tercapai. (Satyananda, 2002 : 60)

5 Parvatasana (Sikap gunung/semeru)

clip_image010

Parvatasana merupakan postur yang sederhana untuk meregangkan kaki bagian belakang, pertama-tama praktisi yoga meluruskan kaki kiri dan meletakannya di samping kanan. Kemudian pantat di angkat menggantung dan turunkan kepala sehingga berada di antara kedua lengan, tubuh harus membentuk dua sisi segitiga. Kedua kaki dan lengan harus lurus pada posisi akhir. Dipertahankan dalam sikap ini agar kedua tumit bersentuhan dengan tanah. Selama meluruskan kaki kiri dan membungkukkan tubuh nafas di hembuskan. Konsentrasi : Pada Visuddhi cakra. Mantra : Om Khagaya Namaha (Penghormatan kepada yang bergerak cepat di langit). Manfaatnya: Menguatkan syaraf dan otot-otot pada kedua lengan dan kaki. Melenturkan tulang belakang pada arah yang berlawanan menuju sikap sebelumnya dan lebih jauh membantu membuatnya lemas. Menyelaraskan urat syaraf tulang belakang dan memberikan syaraf- syaraf tersebut aliran darah yang segar. (Satyananda, 2002 : 67)

6 Astangga Namaskara (Pemberian hormat dengan 8 Anggota badan)

clip_image012 

Rendahkanlah tubuh ke tanah sehingga pada posisi akhir hanya jari-jari kedua kaki, kedua lutut, dada, kedua tangan, dan dagu yang menyentuh tanah. Pinggul dan perut harus sedikit diangkat menjauhi tanah. Selama melakukan sikap ini nafas dihembuskan dan kosong ( tanpa bernafas). Mantra: Om Pusne Namaha (Penghormatan kepada pemberi kekuatan) Manfaatnya: Menguatkan otot-otot kaki dan lengan, memperkuat dada. (Satyananda, 2002 : 68)

7 Bhujangga Sana (Sikap Kobra)

clip_image014

Untuk melatih sikap Bhujangga Sana pertama-tama tubuh diangkat dengan tangan yang menopang pinggang dengan meluruskan kedua tangan, kemudian kepala dilenturkan ke belakang, ketika mengangkat tubuh dan melengkungkan punggung nafas ditarik. Selama melatih sikap ini konsentrasi pada svadhisthana cakra. Mantra :Om Hiranya Garbhaya Namaha (Penghormatan kepada diri kosmis keemasan). Penekanan yang dilakukan pada asanas ini membantu melancarkan darah yang berhenti dari orang-organ perut dan mendorong aliran darah segar. Sikap ini sangat bermanfaat menghilangkan semua penyakit perut, termasuk ketidak mampuan mencerna dan sembelit. Dengan melengkungkan punggung dapat melatih tulang belakang, membuat otot-otot lemas dan yang paling penting memberikan kekuatan kembali pada syaraf-syaraf tulang belakang. (Satyananda, 2002 : 70)

8 Parwatasana (Sikap Gunung)

clip_image010[1]

Tingkatan ini merupakan pengulangan dari posisi 5. Dari posisi punggung yang dilengkungkan atau yang sering disebut dengan sikap gunung. Selama mengangkat pantat nafas di hembuskan, konsentrasi : pada Visuddhi cakra. Mantra: Om Maricaye Namaha (Penghormatan kepada penguasa fajar). (Satyananda, 2002 : 81)

9 Aswasancalasana (Sikap menunggang kuda)

clip_image015

Sikap ke sembilan ini sama dengan postur 4, dengan menekuk kaki kiri dan membawa ke depan sehingga berada dekat kedua tangan, kemudian di turunkan berlahan-lahan secara serentak lutut kanan, sehingga menyentuh lantai. ketika merentangkan kaki kanan ke belakang nafas ditarik secara berlahan dan santai. Konsentrasi : pada ajna cakra. Matra : Om Adityaya Namaha (Penghormatan kepada Putra Aditi) Aditya adalah salah satu nama dari ibu kosmis tak terbatas. (Satyananda, 2002 : 82)

10 Pada Hastana (Sikap tangan sampai kaki)

clip_image006[1]

Sikap Pada Hastana merupakan pengulangan dari posisi 3, pertama-tama yang harus dilakukan oleh praktisi untuk melatih sikap ini adalah dengan meletakan kaki kanan di samping kaki kiri, kemudian kedua kaki diluruskan dan secara berlahan dahi deket bahkan menyentuh lutut tanpa menekuk kaki atau lutut. Dalam melatih sikap ini hendaknya tidak di paksakan, dilatih secara pelan sehingga mencapai kelenturan yang diharapkan. Selama membungkuk ke depan peserta yoga menghembuskan nafas secara pelan dan santai. Konsentrasi pada svadhisthana cakra. Mantra: OM Savitre Namaha (Penghormatan kepada ibu yang penuh kebijakan). (Satyananda, 2002 : 86)

11 Hasta Utanasana (Sikap kedua lengan terangkat)

Asanas ini merupakan pengulangan dari pose 2, untuk melatih sikap ini peserta yoga meluruskan seluruh tubuh dan mengangkat kedua lengan keatas kepala Kedua lengan direnggangkan selebar bahu kemudian kepala dan kedua lengan dilengkungkan sedikit ke belakang sesuai dengan kelenturan praktisi. Tarik nafas ketika mengangkat kedua lengan. Konsentrasi pada Visuddhi cakra. Mantra :Om Arkaya Namaha (Penghormatan kepada yang pantas dipuji) (Satyananda, 2002 : 87)

12 Pranamasana (Sikap berdoa)

clip_image016

Inilah sikap terakhir dan sama seperti posisi 1, Bawalah kedua tangan di depan dada dan dengan meletakan kedua telapak tangan bersama-sama ( sikap anjali ) kemudian kendorkan seluruh tubuh, nafas di hembuskan selama melatih sikap akhir ini. Konsentrasi pada anahata cakra. Mantra :OM Bhaskaraya Namaha (Penghormatan kepada yang membawa pada pencerahan). (Satyananda, 2002 : 88)

Model : Ida Wayan Putra Ekantara

Monday, August 12, 2013

Dokumentasi Yoga Fose in The STAHN Gde Pudja Mataram

KAMPUS STAH NEGERI GDE PUDJA MATARA

DAN PURA SARASWATI

clip_image002

clip_image004

GEDUNG REKTORAT DAN AULA SERTA LAB YOGA

SEBAGAI TEMPAT LATIHAN DAN DISKUSI

clip_image006

clip_image008

DOKUMENTASI LATIHAN YOGA

DI KAMPUS STAH NEGERI GDE PUDJA MATARAM

clip_image010

clip_image012

DOKUMENTASI LATIHAN YOGA

DI KAMPUS STAH NEGERI GDE PUDJA MATARAM

clip_image014

clip_image016

DOKUMENTASI LATIHAN YOGA

DI PANTAI SENGGIGI

clip_image018

clip_image020

DOKUMENTASI LATIHAN YOGA

DI PANTAI SENGGIGI

clip_image022

clip_image024

SURYA NAMASKARA

clip_image026

PRANAMASANA

clip_image028

HASTA UTANASANA

clip_image030

PADA ASANA

clip_image032

ASWASANCALASANA

clip_image034

PARWATASANA

clip_image036

ASTANGGA NAMASKARA

clip_image038

BUJANGASANA

clip_image034[1]

PARWATASANA

clip_image040

ASWASANCALASANA

clip_image030[1]

PADASANA

clip_image028[1]

HASTAUTANASANA

clip_image041

PRANAMASANA

TRI ASANAS

clip_image043

PASCIMOTASANA

clip_image045

CAKRASANA

clip_image047

SIRSASANA

ASANAS-ASANAS DUDUK

clip_image049

PADMASANA

clip_image051

JANUSIRASANA II

clip_image053

JANUSIRASANA I

clip_image055

YOGA MUDRA

clip_image057

SAWASANA

clip_image059